Sabtu, 31 Oktober 2015

Pertanyaan filsafat ilmu pendidikan (UTS)


UTS FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN
Nama   : Popi Amalia
NIM     : 2225140620
Kelas   : 3A Pendidikan Matematika FKIP-Untirta

5 pertanyaan mengenai filsafat ilmu pendidikan
  
1.   Berfilsafat dapat melahirkan prinsip hidup yang baik dan benar bagi seseorang, jelaskan apa maksudnya? Mengapa dan berikan contohnya!

Maksudnya adalah Filsafat menolong, mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang sesadar-sadarnya dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri. Merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.

Alasan belajar berfilsafat adalah Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. Dalam filsafat kita dilatih dulu apa yang menjadi persoalan. Dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya. Memberikan pandangan yang luas , membendung akuisme dan aku-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku).
Contohnya profesi dosen, guru, pekerja seni/budayawan, aktivis LSM, jurnalis, ekskutif, legislatif, yudikatif, TNI, perbankan. Karena tidak lepas dari tanggung jawab sebagai seorang manusia, dan memberi keputusan atau kebijakan-kebijakan yang diambil sehingga tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain.


2.      Jelaskanlah hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan pancasila dan praktek di sekolah!
 
Hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan pancasila adalah:

Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat, pendidikan, dan pancasila terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

a.      Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas    dalam dunia filsafat pendidikan saja.

b.      Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendidikan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam.
 
c.       Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya.
 
d.      Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah pendidikan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengharapkan dari ahli filsafat pendidikan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengujian kompetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya menjawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.

Hubungan filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pancasila adalah

  1. Unsur Ketuhanan. Di sekolah siswa diajarkan untuk mempelajari agama yang dianutnya, mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
  1. Unsur Kemanusiaan. Siswa diajarkan untuk saling berempati terhadap lingkungan disekitarnya, entah itu terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia lainnya.
  2. Unsur Persatuan.Siswa diajarkan untuk saling menjaga persatuan dan kesatuan yag telah diperjuangkan oleh leluhur bangsa Indonesia dan berkat rahmat Allah kita bisa hidup damai dan bersatu di negeri Indonesia.
  3. Unsur Kerakyatan. Di sekolah siswa diajarkan dalam hidup bermasyarakat dahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadi.
  4. Unsur Keadilan. Di sekolah siswa diajarkan untuk bersikap adil terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. 
3.  Sebagai seorang calon pendidik, jelaskanlah apa manfaatnya mempelajari filsafat pendidikan!

 Adapun manfaat belajar filsafat pendidikan adalah
  1. Membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri, siswa kita, dan komponen yang ada didalamnya.
  2. Membuat kita lebih kritis.
  3. Membedakan argumen yang baik dan yang buruk.
  4. Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas.
  5. Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
  6. Dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
  7. Membantu kita dalam memahami karakter siswa.
  8. Tidak mudah percaya terhadap apa yang disampaikan siswa kepada siswa.

4.      Mengapa filsafat dikatan sebagai induk dari ilmu pengetahuan?

Bila kita berbicara mengenai filsafat, maka kita membicarakan studi yang memperlajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. Feti Fatimah dan Noverius Laoli sependapat akan hal bahwa filsafat adalah ilmu yang paling tua dan mempunyai objek yang luas dan umum. Oleh karena itu, filsafat disebut sebagai “ induk “ atau “ ibu “ dari ilmu pengetahuan ( mater of scientiarum ). Bilamana kita telusuri mengapa dan bagaimana ilmu filsafat menjadi ilmu yang paling tertua, maka akan kita temukan bahwa filsafat pada mulanya timbul karena manusia merasa kagum dan heran. Pada tahap awalnya kekaguman dan keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena permasalahan manusia menjadi lebih kompleks, maka manusia berusaha mencari jawaban atas berbagai permasalahannya dengan perenungan untuk mencari kebenaran. Literatur tentang filsafat sebagai induk dari segala ilmu ini dapat ditarik pada masa keemasan Yunani kuno, dimana kondisi masyarakat tidak banyak bergejolak dan kebutuhan dasar setiap orang terpenuhi. Dalam masyarakat seperti ini orang mulai bertanya-tanya mengenai hahikat dirinya. Disinilah manusia mulai mengenal filsafat, yaitu sebagai sebuah proses perenungan untuk mencari kebenaran dimana manusia keluar dari kesempitan berfikir dan berani berfikir secara universal dan menyeluruh. 

Lebih lanjut mengenai awal dari manusia berfilsafat, dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu. Dari sanalah filsafat muncul dan mengakomodasi kedua-duanya.  Filsafat juga dianalogikan sebagai “ pohon ilmu ” dimana setiap cabang-cabangnya melahirkan cabang ilmu pengetahuan yang baru. 

Sebagai induk dari ilmu pengetahuan, antara filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya mempunyai hubungan timbal balik. Bagi filsafat, ilmu pengetahuan  dapat menyediakan sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafat sekaligus sebagai landasan pengetahuan ilmiah agar pembahasaannya bersifat rasional, mendalam, runtut, dan tidak menimbulkan kesalahan. Sebaliknya bagi ilmu pengetahuan, filsafat secara kritis menganalisis konsep-konsep dasar dan memeriksa asumsi-asumsi dari ilmu untuk memperoleh objektivitas dan validitasnya.


5.      Bahwa ilmu pengetahuan itu adalah sebuah bangunan yang tidak pernah akan selesai (never ending process), ia tegak karena ditopang oleh tiga tiang utamanya. Jelaskan mengapa ilmu itu never ending process dan sebutkan serta jelaskan tiga tiang penyangga ilmu pengetahuan yang dimaksud!
 
Karena ilmu,dengan berjalannya waktu serta berkembangnya zaman maka ilmu tidak akan berhenti dalam artian akan selalu berkembang. Ilmu akan mengalami perubahan dalam wilayah ontologi maupun epistemologi, serta aksiologi. Jika ilmuan bisa mengamalkan wilayah aksiologi, maka ilmu akan memiliki nilai yang tinggi sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat.
Tiga tiang penyangga ilmu pengetahuan, antara lain:

Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia?

Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?

Aksilogi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar