UTS FILSAFAT
ILMU PENDIDIKAN
Nama : Popi Amalia
NIM : 2225140620
Kelas : 3A Pendidikan Matematika FKIP-Untirta
5
pertanyaan mengenai filsafat ilmu pendidikan
1. Berfilsafat
dapat melahirkan prinsip hidup yang baik dan benar bagi seseorang, jelaskan apa
maksudnya? Mengapa dan berikan contohnya!
Maksudnya
adalah Filsafat menolong, mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir
lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup
yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang
sesadar-sadarnya dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri. Merupakan
latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja,
membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat
kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai
pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
Alasan
belajar berfilsafat adalah Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup
kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan
lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. Filsafat
memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal
saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
Dalam filsafat kita dilatih dulu apa yang menjadi persoalan. Dan ini merupakan
syarat mutlak untuk memecahkannya. Memberikan pandangan yang luas , membendung
akuisme dan aku-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan
kepentingan dan kesenangan si aku).
Contohnya
profesi dosen, guru, pekerja seni/budayawan, aktivis LSM, jurnalis, ekskutif,
legislatif, yudikatif, TNI, perbankan. Karena tidak lepas dari tanggung jawab
sebagai seorang manusia, dan memberi keputusan atau kebijakan-kebijakan yang
diambil sehingga tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Hubungan
antara filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan pancasila adalah:
Pandangan
filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat, pendidikan, dan
pancasila terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama
di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianut bangsa Indonesia yaitu
Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud
manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menjadi
pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan
pembelajaran.
Hubungan
filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
b. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendidikan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam.
c. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya.
d. Lapangan filsafat mungkin sama
dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan
Dalam
menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan
dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada
masalah pendidikan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada
penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum, organisasi
sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengharapkan dari ahli filsafat
pendidikan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen
dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan
sistem-sistem, pengujian kompetensi minimal dan kesamaan kesepakatan
pendidikan.
Brubacher
(1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan,
dalam hal ini pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan.
Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya menjawab dari
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Hubungan
filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pancasila adalah
- Unsur Ketuhanan. Di sekolah siswa diajarkan untuk mempelajari agama yang dianutnya, mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
- Unsur Kemanusiaan. Siswa diajarkan untuk saling berempati terhadap lingkungan disekitarnya, entah itu terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia lainnya.
- Unsur Persatuan.Siswa diajarkan untuk saling menjaga persatuan dan kesatuan yag telah diperjuangkan oleh leluhur bangsa Indonesia dan berkat rahmat Allah kita bisa hidup damai dan bersatu di negeri Indonesia.
- Unsur Kerakyatan. Di sekolah siswa diajarkan dalam hidup bermasyarakat dahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadi.
- Unsur Keadilan. Di sekolah siswa diajarkan untuk bersikap adil terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.
Adapun
manfaat belajar filsafat pendidikan adalah
- Membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri, siswa kita, dan komponen yang ada didalamnya.
- Membuat kita lebih kritis.
- Membedakan argumen yang baik dan yang buruk.
- Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas.
- Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
- Dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
- Membantu kita dalam memahami karakter siswa.
- Tidak mudah percaya terhadap apa yang disampaikan siswa kepada siswa.
Bila kita berbicara mengenai filsafat, maka kita membicarakan studi yang
memperlajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. Feti Fatimah dan Noverius Laoli
sependapat akan hal bahwa filsafat adalah ilmu yang paling tua dan mempunyai
objek yang luas dan umum. Oleh karena itu, filsafat disebut sebagai “ induk “
atau “ ibu “ dari ilmu pengetahuan ( mater of scientiarum ). Bilamana
kita telusuri mengapa dan bagaimana ilmu filsafat menjadi ilmu yang paling
tertua, maka akan kita temukan bahwa filsafat pada mulanya timbul karena
manusia merasa kagum dan heran. Pada tahap awalnya kekaguman dan keheranan itu
terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena
permasalahan manusia menjadi lebih kompleks, maka manusia berusaha mencari
jawaban atas berbagai permasalahannya dengan perenungan untuk mencari
kebenaran. Literatur tentang filsafat sebagai induk dari segala ilmu ini dapat
ditarik pada masa keemasan Yunani kuno, dimana kondisi masyarakat tidak banyak
bergejolak dan kebutuhan dasar setiap orang terpenuhi. Dalam masyarakat seperti
ini orang mulai bertanya-tanya mengenai hahikat dirinya. Disinilah manusia
mulai mengenal filsafat, yaitu sebagai sebuah proses perenungan untuk mencari
kebenaran dimana manusia keluar dari kesempitan berfikir dan berani berfikir
secara universal dan menyeluruh.
Lebih lanjut mengenai awal dari manusia berfilsafat, dapat dikatakan bahwa
ilmu pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa
ragu-ragu. Dari sanalah filsafat muncul dan mengakomodasi kedua-duanya.
Filsafat juga dianalogikan sebagai “ pohon ilmu ” dimana setiap
cabang-cabangnya melahirkan cabang ilmu pengetahuan yang baru.
Sebagai induk dari ilmu pengetahuan, antara filsafat dan ilmu pengetahuan
lainnya mempunyai hubungan timbal balik. Bagi filsafat, ilmu pengetahuan
dapat menyediakan sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat
penting bagi perkembangan ide-ide filsafat sekaligus sebagai landasan
pengetahuan ilmiah agar pembahasaannya bersifat rasional, mendalam, runtut, dan
tidak menimbulkan kesalahan. Sebaliknya bagi ilmu pengetahuan, filsafat secara
kritis menganalisis konsep-konsep dasar dan memeriksa asumsi-asumsi dari ilmu
untuk memperoleh objektivitas dan validitasnya.
Karena ilmu,dengan berjalannya waktu
serta berkembangnya zaman maka ilmu tidak akan berhenti dalam artian akan
selalu berkembang. Ilmu akan mengalami perubahan dalam wilayah ontologi maupun
epistemologi, serta aksiologi. Jika ilmuan bisa mengamalkan wilayah aksiologi,
maka ilmu akan memiliki nilai yang tinggi sehingga akan bermanfaat bagi
masyarakat.
Tiga tiang penyangga ilmu
pengetahuan, antara lain:
Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia?
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia?
Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
Aksilogi
Aksiologi adalah cabang filsafat
yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi
mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar